cover
Contact Name
Dr. Evi Mu'afiah
Contact Email
muafiahevi@gmail.com
Phone
(0352) 481277
Journal Mail Official
-
Editorial Address
LPPM IAIN Ponorogo Jl. Pramuka No.156 Ponorogo
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam
ISSN : 19076371     EISSN : 25279254     DOI : -
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam is a journal based on Islamic research published by Institute for Research and Community Services, State Islamic Institute of Ponorogo. This journal first published in 2007 to facilitate the publication of research, articles, and book review. The Journal issued biannually in June and December.
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 1 (2016)" : 20 Documents clear
Manusia Jawa Dalam Islamisasi Jawa Refleksi Filsafat Antropologi Metafisik terhadap Temuan Ricklefs Faruk, Ahmad
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.181 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.806

Abstract

Tulisan ini berlatarbelakangi oleh temuan-temuan Ricklefs tentang sejarah Islamisasi Jawa yang karenanya merupakan objek materialnya, yaitu manusia Jawa sejauh ditemukan oleh penelitian Ricklefs. Temuan tersebut akan dijadikan objek formal bagi penelitian kefilsafatan ini, yaitu: bagaimanakah gambaran manusia Jawa dalam sejarah Islamisasi manusia Jawa dan bagaimanakah refleksi filsafat manusia (antropologi metafisik) terhadap temuan tersebut? Dengan pendekatan filsafat antropologi metafisik, tulisan ini menemukan bahwa [1]  deskripsi tentang manusia Jawa dalam sejarah Islamisasinya menurut Ricklefs digambarkan dalam tiga kecenderungan atau kategori: pertama, [a] sinkretik-mistis [b] polarisasi masyarakat [c] intensifikasi keagamaan. Sementara [2] Refleksi antropologis metafisik atas temuan tersebut menemukan arti yang lebih dasariah, yaitu terjadinya peristiwa-peristiwa itu sendiri. ?Aku bersama yang-lain? merupakan ?sejarah konkret? dan real yang sedang berjalan dan dihayati. Manusia Jawa menyejarah; artinya manusia Jawa itu ? sebagaimana manusia lainnya dari manapun ? bersifat historis. Tidak ada sejarah di luar atau di samping manusia Jawa. Sejarah itu tak lain ialah manusia-yang-berkembang sendiri; sejarah dilaksanakan manusia. Motor ketiga perkembangan kecenderungan dan relasi oponensial yang digambarkan Ricklefs tersebut adalah ?otonomi-di-dalam-korelasi?. Namun sebenarnya bukan dasar untuk perkembangan. Perkembangan dan historisitas hanya dapat diterima sebagai fakta belaka. Kemungkinannya hanya dapat diketahui dari adanya; dan tidak memiliki dasar yang lebih mendalam lagi di dalam manusia.
MOTIV DAN MAKNA SOSIAL IBADAH HAJI PADA JAMAAH MASJID DARUSSALAM PERUMAHAN WISMA TROPODO WARU SIDOARJO Saputra, Agus Romdlon
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.002 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.812

Abstract

Allah telah menjamin bahwa tiap-tiap apa yang dikerjakan hamba-Nya dalam ibadah haji mengandung manfaat luar biasa, tetapi manfaat itu harus digali dan diraih dengan perjuangan manusia itu sendiri. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang sarat dengan nilai-nilai. Sumbangsih nilai-nilai haji akan terasa sangat besar bagi kehidupan sosial jika dimiliki oleh pelaku haji. Hubungannya dengan motiv dan makna sosial ibadah haji bagi Jamaah Masjid Darussalam di Perumahan wisma Tropodo Waru Sidoarjo, sementara informasi yang mereka sampaikan dari beberapa jamaah rata-rata mengatakan motivasi melakukan ibadah haji karena semata-mata menjalankan titah dan perintah Allah Swt, dalam menyempurnakan rukun Islam yang lima. Mereka juga mengatakan bahwa setelah melaksanakan ibadah haji, bukan tujuan untuk mendapatkan sebutan haji atau  hajjah melainkan kemabruran ibadah haji itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk memperoleh gambaran kualitas dari motiv yang melatarbelakangi Jamaah Masjid Darussalam Perumahan Wisma Tropodo Waru Sidoarjo menunaikan ibadah haji. 2) Untuk memperoleh gambaran kualitas pandangan Jamaah Masjid Darussalam Perumahan Wisma Tropodo Waru Sidoarjo tentang makna sosial dari pelaksanaan ibadah haji. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara secara langsung. Sedangkan untuk menganalisis data yang diperoleh, peneliti memakai metode ?deskriptif analisis?. Dari analisis data ditemukan: 1) Motiv yang muncul dari kebutuhan biologis sebagai makhluk yang hidup, dalam menunaikan ibadah haji, Jamaah Masjid Darussalam Wisma Tropodo Waru Sidoarjo, rata-rata dominan. Sedangkan motiv yang ada hubungan dan pengaruhnya dari lingkungan sosial, tidak dominan. Adapun motiv yang berasal dari interaksi dengan Tuhan (Allah Swt.) sangat kuat dan dominan sekali. 2) Dalam memahami makna sosial ibadah haji, JamaahMasjid Darussalam Wisma Tropodo Waru Sidoarjo, sudah mengarah kepada pemahaman yang komprehensif. Ibadah haji difahami sebagai ibadah ritual dan ibadah sosial. Ibadah haji lebih banyak makna sosialnya daripada makna ritual (transendental). Hal ini didasarkan pada substansi Islam sebagai agama Rahmatan Lil?alamin. 
Nilai-Nilai Filantropi Pada Tradisi Yatiman Di Brotonegaran Ponorogo Jannah, Unun Raudhotul
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.808

Abstract

Diskursus mengenai peran filantropi (kedermawanan) Islam  kian hari semakin menarik untuk dikaji. Tradisi yatiman di Brotonegaran Ponorogo diselenggarakan untuk memberikan wadah kegiatan berbagi dalam bentuk penyantunan anak-anak yatim pada malam tanggal 10 Muharam setiap tahunnya. Masalah dalam penelitian ini adalah ingin menjawab bagaimana tradisi yatiman berlangsung pada masyarakat Brotonegaran Ponorogo dan apa saja fungsi dan makna tradisi yatiman tersebut bagi kehidupan masyarakat ?Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif   dengan memberikan interpretasi mendalam terhadap temuan-temuan lapangan berdasarkan fakta sosial  yang terjadi apa adanya. Sedangkan untuk mendapatkan validitas data lapangan, prosedur yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang sudah terkumpul diklasifikasikan dan dianalisis dengan menelaah semua data yang akhirnya diinterpretasikan.            Berdasarkan data penelitian dari lapangan dan hasil analisis data yang mengikuti alur penelitian kualitatif, dihasilkan beberapa temuan. Pertama, kedermawanan (filantropi) dalam tradisi yatiman bukan semata-mata sebatas dorongan (motivasi) beramal, bersedekah atau infaq, tetapi lebih bersifat rasa cinta kasih dan kemanusiaan yang berkeadilan sosial dan karena panggilan hati nurani serta kesetiakawanan sosial. Kedua, tradisi yatiman masuk dalam varian filantropi tradisional karena beraktifitas dalam ruang karitas, tidak berkelanjutan dan cenderung memaknai filantropi secara an sich. Adapun pendekatan filantropi yang digunakan menganut pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs) dan menggunakan paradigma social service. Dalam paradigma social service (pelayanan sosial), jenis-jenis pelayanan mencakup perihal pemenuhan basic needs (kebutuhan dasar) untuk memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, kesahatan dan pendidikan.
THE VIOLATION OF COOPERATIVE PRINCIPLES ON STUDENTS’ RESPONSES TOWARD TEACHER QUESTIONS IN TEFL CLASS Sri Agung, Winantu Kurnianingtyas
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.558 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.813

Abstract

Questioning is mostly conducted in learning process. As the reasons, by giving questions, teacher engages communicative interaction with students in classroom. But sometimes the communication can run effectively. The participants ordinary, broke the communication roles. This research investigates violation of maxims on students? responses toward teacher question and determines the dominant type of maxim which is violated on students? responses. This research was conducted qualitative research. And the research found that there were three types of maxim that were violated on students maxim of quantity, maxim of quality and maxim of manner. Then, maxim of quantity was mostly violated on students? responses.
KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM PENYELESAIAN KONFLIK HARTA BERSAMA (Studi di Kabupaten Ponorogo) Mahfiana, Layyin
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.797 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.809

Abstract

Pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa?.[1]Sedangkan tujuan perkawinan dalam Kompilasi Hukum Islam adalah mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.[2] Arso Sastroatmdjo mengatakan ?pernikahan itu disyariatkan supayamanusia mempunyai keturunan dan keluarga yang sahmenuju kehidupan bahagia di dunia dan akhirat dibawah naungan cinta kasih dan ridho Ilahi.[3]Namun seringkali tujuan perkawinan harus kandas di perjalanan. Perkawinan harus putus di tengah jalan dikarenakan adanya konflik yang tidak bisa diselesaikan dengan jalan musyawarah sehingga sulit untuk terciptanya kehidupan keluarga yang berisikan semangat kasih sayang, ketentraman serta kebahagiaan. Dalam situasi seperti ini pasangan suami istri tidak bisa meneruskan bahtera rumah tangganya dan berakibat pada retak atau kacaunya rumah tangga, bahkan berujung pada terjadinya perceraian.   Perceraian adalah berakhirnya perkawinan yang telah dibina oleh pasangan suami istri yang disebabkan oleh beberapa hal seperti kematian, dan atas keputusan pengadilan. Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan perkawinan dimana pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku. Suatu perceraian membawa akibat hukum, diantaranya pengasuhan anah (hadhanah), nafkah anak, nafkah isteri, harta bersama.Harta Bersama adalah harta benda atau harta kekayaan yang diperoleh saat perkawinan atau karena perkawinan serta selama perkawinan. Di dalam KUHPerdata, Pasal 119 dijelaskan harta bersama adalah persatuan bulat antara harta kekayaan suami istri demi hukum sejak berlangsungnya perkawinan, sejauh tidak diatur dengan ketentuan lainnya.Di Indonesia, mengenai harta perkawinan (harta bersama) telah diatur dalam Bab VII, pasal 35-37; pasal  65 ayat 1 huruf b dan c Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, kemudian dilengkapi dan diperjelas dalam Bab XIII, pasal 85-97 Kompilasi Hukum Islam (KHI).[4]Pembagian harta bersama dalam perkawinan, sering menimbulkan konflik diantara pihak yang bersangkutan. Pasal 37 menetapkan bahwa apabila perkawinan putus karena perceraian, maka pembagian harta bersama dapat diatur menurut hukumnya masing-masing, namun dalam realitanya penyelesaian pembagian harta bersama seringkali belum memberikan kepastian bahkan di dalam pelaksanaannya pembagian harta bersama dilakukan oleh salah satu pihak tanpa kesepakatan pihak lain yang bersangkutan. Pasal 96 dan 97 Kompilasi Hukum Islam, menyebutkan bahwa pembagian harta bersama baik cerai hidup maupun cerai mati, masing-masing mendapat setengah dari harta bersama tersebut.Keberadaan harta bersama dalam pernikahan sangat diperlukan, baik itu selama perkawinan maupun setelah putusnya hubungan harta pekawinan yang ditandai dengan perceraian. Dalam pelaksanaannya setelah terjadi perselisihan hingga mengakibatkan terjadinya perceraian, harta itu akan menjadi sangat penting bagi suami maupun istri, sehingga mereka menghendaki agar pembagian harta bersama tersebut dilakukan secepatnya.
PERSEPSI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH TENTANG PENDIDIKAN SEKS BAGI ANAK ( Studi Kasus di MI Se-Kecamatan Mlarak) Wathoni, Kharisul
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.738 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.814

Abstract

Berita terkait pelecehan seksual terhadap anak di berbagai penjuru tanah air dari hari ke hari semakin menunjukkan perkembangan yang menghawatirkan. Dari semua itu yang paling mengejutkan adalah pelecehan seksual ini terjadi di sekolah yaitu sebuah institusi yang dianggap ?paling aman? bagi orang tua ?menitipkan? anak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Namun alih-alih ingin mendapatkan pendidikan dan pengajaran justru anak-anak mereka mendapat perlakuan yang tidak senonoh yang dilakukan oleh orang seharusnya melindungi mereka dan menjadi pengganti orang tua mereka.Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)[1] mengungkapkan kasus kekerasan seksual di Indonesia menunjukan trend peningkatan. Berdasarkan pantauan KPAI, terjadi peningkatan 20 hingga 30 persen. Peningkatan itu signifikan dan membahayakan."Yang pasti, akses anak terhadap internet meningkat serta fasilitas yang mudah diperoleh ke anak masif," ujar Asrorun Niam kepada wartawan seusai jumpa pers 'Darurat pornografi dan kekerasan seksual terhadap anak di kantor KPAI, Jakarta Pusat.[2] Dari sini sini bisa dipahami trouble maker dari semua ini adalah terbukanya pintu pornografi[3] secara bebas.Menurut Aris Merdeka Sirait, Ketua Umum Komnas PA, lingkungan sekolah sebagai tempat merebaknya kekerasan seksual,  tidak lebih disumbang peranan guru di sekolah yang tidak menempatkan fungsinya dalam membangun emosional, karakter dan aklak di sekolah. Saat ini, aspek tersebut sulit ditemukan di lingkungan sekolah. Oleh sebab itu, sistem pendidikan di Indonesia perlu dibenahi mulai dari pola rekrutmen guru, karena sistem tidak hanya berkaitan dengan proses belajar mengajar, tetapi kedepan harus diimbangi dengan EQ. Peranan guru yang tidak maksimal di sekolah membuat dunia pendidikan kurang bisa memainkan peranannya dalam mencetak manusia Indonesia yang berkualitas.Fenomena di atas menggambarkan salah satu dimensi fakta abnormal tentang seks yang terjadi di kalangan anak maupun remaja, walaupun dalam konteks di atas anak lebih menjadi korban. Di sisi lain ada hal yang juga menjadi keprihatinan terkait remaja dan anak Jumlah kasus remaja atau ABG yang hamil di luar nikah belakangan ini semakin memprihatinkan kita. Betapa tidak, setiap tahun angka tersebut terus bertambah sejalan dengan semakin longgarnya nilai-nilai sosial, agama dan etika pergaulan di tengah masyarakat kita. Paling tidak pergaulan bebas yang kini banyak dianut oleh kaum remaja di tanah air, telah berkontribusi terhadap tingginya angka kasus-kasus aborsi di tanah air tercinta ini.Selain itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Ulfa Anshori  pernah melakukan penelitian bersama Pusat Kajian Kesehatan Perempuan Universitas Indonesia (UI) soal aborsi pada 2003. Dari penelitian itu tercatat rata-rata terjadi 2 juta kasus aborsi per tahun. Lalu pada tahun berikutnya, 2004 penelitian yang sama menunjukkan kenaikan
Analisis Strategi Fundraising Terhadap Peningkatan Pengelolaan Zis Pada Lembaga Amil Zakat Kabupaten Ponorogo Abidah, Atik
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.617 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.804

Abstract

Lahirnya lembaga-lembaga amil zakat, seharusnya mampu menjadi sebuah    harapan bagi para mustahiq, serta dapat terselesaikannya masalah kemiskinan   dan  pengangguran. Namun,  harapan   ini  tidak   akan   tercapai apabila Lembaga Amil Zakat tidak memiliki orientasi dalam pemanfaatan dana  zakat yang tersedia. Lembaga pengelolaan zakat dalam menghimpun dana ZIS dengan mengambil dana  zakat  baik secara  langsung  maupun tidak  langsung dari masyarakat. Cara-cara yang dilakukan saat ini umumnya meliputi pembukaan counter-counter penerimaan zakat, pemasangan iklan pada media massa, korespondensi,   kunjungan dari rumah ke rumah dan kontak dengan komunitas tertentu, dan masih banyak yang lainnya.Demikian hal-nya Lembaga-Lembaga Zakat yang ada di Kabupaten Ponorogo, yang dari tahun ke tahun semakin banyak, yang tentunya ini juga ada harapan besar bahwa, dana zis yang dikumpulkan semakin banyak. Lembaga-lembaga zakat yang ada di Kabupaten Ponorogo, mempunyai cara yang berbeda dalam melakukan pengumpulan zakat atau strategi fundraisingnya.Masalah dalam penelitian ini adalah (a) bagaimanakah   strategi fundraising pada Lembaga-lembaga Amil Zakat di Kabupaten Ponorogo dalam meningkatkan pengelolaan dana Zakat. (b) Bagaimana Dampak  Strategi Fundrising pada peningkatan  pengelolaan     Zakat   pada Lembaga-lembaga Amil Zakat di Kabupaten Ponorogo?.Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dengan  menggunakan   jenis   penelitian   kualitatif, yaitu   jenis penelitian yang menghasilkan penemuan yang tidak dapat di capai dengan  menggunakan   prosedur   diskriptif   dengan   menggambarkan, fenomena   yang   terkait   pada   penelitian, fakta-fakta   dan   lain-lain.   Metode   kualitatif   adalah   prosedur   penelitian   yang   menghasilkan   data   deskriptif   berupa   kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat di amati.[1] Penelitian ini menggunakan pendekatan komparatif, yaitu membandingkan tiap tahapan pengelolaan zakat pada 5 Lembaga Zakat yang ada di Ponorogo. Pendekatan Komparatif dilakukan dengan cara menggali persamaan dan perbedaan, kelebihan dan kekurangan[2]  hal ini diharapkan mampu menjelaskan secara objektif segala permasalahan dalam penelitian, yaitu bagaimana strategi fundrising dalam peningkatan pengelolaan ZIS pada Lembaga-Lembaga Amil Zakat yang ada di Kabupaten Ponorogo.Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Strategi Fundraising dalam peningkatan pengelolaan ZIS pada LAZ-LAZ di Kabupaten Ponorogo, dapat di simpulkan sebagai berikut: LAZ Nasional mampu mengumpulkan dana yang lebih banyak dibandingkan dengan LAZ Lokal, bahkan ada LAZ Lokal yang mengalami penurunan dalam pengumpulannya. Dari data yang telah tersaji, bahwa semua itu dipengaruhi oleh beberapa hal :Brand Image lembaga yang bagus, yang memang secara tidak langsung mempengaruhi, sedikit banyaknya dana/daya yang dikumpulkan.Amil Profesional, masih banyak lembaga zakat (lokal) yang hanya mengandalkan pengumpulan dana zakat dengan sistem kepengurusan yang ada, padahal yang masuk dalam jajaran pengurus adalah mereka yang sangat sibuk dan punya pekerjaan di luar, sehingga dalam penggalangan dananya, tidak bisa bersifat fulltime, bahkan ada yang pendapatan dana zakatnya menurun karena amilnya  tidak mau bekerja lagi karena upah yang diterima dianggap tidak cukup. Sedangkan laz yang sifatnya Nasional, mereka mempunyai tim khusus dalam penggalian dana, yang para amil ini direkrut dengan khusus, baik dari sisi managemen maupun sisi attitude nya, yang berbasis pesantren, sehingga tidak mengurangi kinerja para amil, bisa fulltime bekerja, meski hak upah mereka sesuai dengan aturan syara, yaitu tidak lebih dari 1/8 bagian.Sistem managemen yang bagus, baik dalam hal strategi fundraising, keuangan maupun kinerja, ternyata sangat berpengaruh dalam sebuah organisasi. Banyak lembaga zakat yang hanya bekerja sambilan, tanpa managemen, baik dalam konteks pengumpulan maupun pendistribusian, maka hasilnya juga tidak maksimal. Sedangkan lembaga zakat yang bekerja dengan managemen yang bagus, maka hasilnya pun bagus dan memuaskan bahkan tetap bisa eksis di tengah persaingan yang luar biasa dengan semakin banyaknya lembaga zakat, khususnya di wilayah Ponorogo.
ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI PRODI PENDIDIKAN GURU MI JURUSAN TARBIYAH STAIN PONOROGO Muna, Izza Aliyatul
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.981 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.810

Abstract

Salah satu metode pembelajaran IPA yang dapat menciptakan kondisi tercapainya hasil konsep keilmuan IPA dan komponen proses keilmuan IPA adalah dengan melaksanakan pembelajaran di laboratorium yang berupa praktikum. Kegiatan praktikum adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan suatu konsep/prinsip baru bagi mahasiswa yang didasarkan pada konsep atau prinsip yang telah ada dan dirumuskan oleh para ahli. Pengelolaan laboratorium IPA perlu dilakukan agar laboratorium dapat berfungsi optimal. Pengelolaan laboratorium IPA meliputi kegiatan mengatur, memelihara, serta usaha-usaha menjaga keselamatan para pemakai laboratorium. Berdasarkan observasi awal, laboratorium IPA prodi PGMI jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo sudah digunakan sebagai kegiatan pembelajaran maupun praktikum, secara umum alat dan bahan yang dimiliki laboratorium tersebut sudah lengkap dan memadai, akan tetapi belum didukung dengan pengelolaan yang optimal.Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui keadaan laboratorium IPA di prodi PGMI jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo; 2) Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan praktikum IPA di prodi PGMI jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo; 3) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dan solusi penyelesaian dalam pelaksanaan praktikum IPA di prodi PGMI jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo.Penelitian yang dilakukan bersifat evaluatif deskriptif naturalis dan datanya bersifat kualitatif serta kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari angket yang disampaikan kepada responden yaitu mahasiswa PGMI semester 2 angkatan 2015/2016. Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya dianalisis dengan model Milles dan Huberman, meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Keadaan laboratorium IPA prodi PGMI berada pada kategori baik, sebesar 72%, ini berarti sarana prasarana sudah lengkap untuk mendukung berlangsungnya kegiatan praktikum; 2) Pelaksanaan kegiatan paktikum IPA prodi PGMI pada kategori baik persentase sebesar 72%. Keterampilan yang harus dikuasai mahasiswa yaitu keterampilan bekerja di dalam laboratorium (process laboratory skill), keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan manipulasi (manipulative skill), dan keterampilan keselamatan kerja di dalam laboratorium (safety skill). 3) Kendala-kendala yang dihadapi dosen dalam pelaksanaan kegiatan praktikum IPA adalah dana, diikuti jarangnya diklat, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keselamatan kerja, waktu yang tersedia juga sangat terbatas, dan tidak adanya laboran yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium.
دور الوسائل المتنوعة في ترقية المهارة اللغوية لطلبة قسم اللغة العربية بالجامعة الإسلامية الحكومية فونوروغو Chusna, Aliba'ul
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.639 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.805

Abstract

????? ?????? ???????? ???????? ?? ????? ???????. ? ????? ?????? ??? ??? ?????? ????? ????. ???? ????? ???????? ????????? . ??? ?????? ??? ?????? ?? ??????? ??????? ????????? ?? ???????  ??????? ???? ?????? ????? ??? ??? ????????. ??????? ????? ?????? ???? ??????? ???????? (Multimedia). ? ??????? ?? ??????? ????????? ??? ??? ?? ????? ????? ??????? ??? ??? ?? ??? ????? ????? ??????? ???????? ????????? ???????? ????????. ????? ????? ? ?????? ??? ????? ????? ??????? ??????? ???????? ???????? ? ?????? ? ??????? ? ???????. ?? ?????? ?????? ??????? ???????? (multimedia) ??  ????? ???????. ? ?????? ???????? ????? ??? ??????? ???? ?????? ??? ???? ?????? ???????? ???????? ?? ?????.????? ??? ??????? ??? ??? ?? ??????? ??????? ???????? ?? ????? ????? ??????? ???????? ????????? ???????? ???????? ? ???????? ?? ????????? ? ????? ????? ? ????? ?? ????? ??????? ??????? ??????? ??? ?????? ????.? ????? ??? ????? ??: 1) ????? ??????? ??????? ???????_?? ???????? ? ?????? ? ??????? ? ????????_ ???? ????? ????? ??????? ?????? ?? ?? ??????? ?????? ??????? ??????? ???? ????? ???????. ? ?? ?????? ?????? ????? ? ??????? ???????? ???? 2) ?? ?????? ?????? ? ?????? ??????? ???????? ?? ????? ??????? ? ???? ?????. ? ???? ??????? ???? ???????? ?????? ?? ???????????. ? ?????? ?????????? ????? ?? ????? ??????? ????????????? 3) ????? ?????? ? ?????? ???????? ?? ??????? ??????? ????????. ???? ???????? ???????? ???????? ???????? ??????? (????? ????????? ?????? ? ???????? ???? ?????? ? ???? ?? ??????? ???????? ??????? ?? ????? ?????? ????. ?????? ???????? ???????? ?????? ?????? ? ?????? ?? ??????? ??????? ????????? 4) ????? ??? ????????? ??? ??????? ?? ???? ????? ?????? ??????? ???????? ???????  ? ???? ??? ??????? ???????? ? ???? ???? ???? ????????? ??? ?????? ??????? ?? ???? ????? ???????. ? ??? ?????? ? ?????? ????????? ? ?????? ?? ????? ???????? ?? ??????? ??????? ????????. ? ??? ?????? ?? ?? ????? ?? ?????? ???? ??????? ???????? ???? ????? ??????? ? ???? ??????? ???????? ??????? ???? ???? ?? ???????? 5) ??????? ??????? ???????? ?? ????? ????? ??????? ?? ??? ??? ?? ????? ??????? ??????? ??? ??????. ??? ?????? ??????????? ????? ?????? ????? ?? ??? ?????? ? ? ????? ?????? ??? ???? ????????? ??????? ??? ??? ???? ? ?????? ?????? ???????.
AGAMA DAN PRODUKTIVITAS PEREMPUAN Studi Perilaku Bisnis Ibu-Ibu Muslimah Dusun Mayak Kelurahan Tonatan Kabupaten Ponorogo Rofiah, Khusniati
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.045 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.811

Abstract

Dalam konteks Indonesia, produktivitas ekonomi perempuan bisa dikatakan cukup tinggi. Ini bisa dibuktikan dengan berbagai data yang memberikan hasil bahwa input yang dihasilkan dari sektor domestik maupun publik. Dalam catatan Kementerian Koperasi dan UKM pada 2012, sebesar 39% atau 21 juta orang pelaku usaha adalah perempuan, jumlahnya naik 43% dibanding 10 tahun lalu yang terdiri dari atas industri kreatif dan UMKM. Walaupun demikian, dalam perjalanan panjangnya perempuan tetap mengalami suatu permasalahan dalam soal produktivitasnya. Ia dianggap sebagai kaum yang lemah di mana produktivitasnya tidak semaksimal laki-laki. Dusun mayak merupakan salah satu dusun yang menurut peneliti lebih tepat dikenal dengan sebutan kampung santri sekaligus sebagai kampung industri. pengrajin industri makanan di Mayak ini yang berjumlah seluruhnya 20 orang, 17 diantaranya adalah perempuan yang posisinya sebagai juragan. Sedangkan sisanya 3 orang adalah laki-laki. Di luar itu juga banyak perempuan yang posisinya sebagai pekerja. Namun, realitas menunjukkan perkembangan home industry yang mereka geluti dari tahun ke tahun tergolong stagnan. Padahal bisnis industri makanan ini sebenarnya sudah berlangsung lama turun temurun dari nenek moyang. Bahkan sebagian dari mereka sudah gulung tikar. Sementara itu kalau dibandingkan dengan perkembangan home industri yang dipegang oleh pengrajin laki-laki yang hanya 2 orang, terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Realitas semakin menarik dan relevan ketika ditarik pada perilaku bisnis yang dijalankan oleh sebagian pengrajin tersebut, terutama dalam kaitannya persaingan antara pengrajin satu dengan yang lainnya dengan saling menjatuhkan harga. Selain itu juga masalah upah pekerja yang sebagian pengrajin masih memberikan upah di bawah UMR.

Page 1 of 2 | Total Record : 20